PHOTO BERSAMA KAPOLSEK KOTABARU, KAPOLSEK JATISARI DAN TEAM UDAG

Anggota Team Udag Photo bersama setelah prosesi ikrarr sahadat salah satu anggota team

TEAM UDAG MAKAN BERSAMA DIREKTUR RS IZZA

Silaturahmi dan makan bersama direrktur Rs Izza

Silaturahmi warga Perum ViP

Silaturahmi Warga Perum Vip bersama Ketua DPC Parai Demokrat Kab Karawang

TAMPILAN MOBILE SILAHKAN SCROLL KEATAS UNTUK MEMBACA ARTIKEL

Monday, October 17, 2022

Perbanyak Mengingat Kematian, Kullu nafsin zaa`iqatul-maut

Islam sangat menganjurkan penganutnya untuk selalu mengingat mati.
Manakala pemutus kenikmatan duniawi menghampiri.maka terputuslah sudah semua hal yang ada di dunia dimana kita menjalani kehidupan sebelum kematian, dan sebagai tanda akhir perjalanan hidup anak manusia untuk menuju kehidupan yang lain.

Sebab kematian adalah takdir bagi seluruh makhluk yang hidup, dimana kita tidak akan pernah bisa menghindarinya.
Siapapun itu manusia,jin,hewan,anak anak,tua atau muda, laki laki atau perempuan,dan itu berarti kematian tidak mengenal gender ataupun usia, semuanya pasti akan menghadapi kematian dengan ada sebab ataupun tanpa sebab sesuai ajalnya atas izin Allah sang Maha pencipta.

Itulah kenapa kita sebagai manusia harus selalu mengingat mati, agar kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ada beberapa  cara agar kita bisa selalu mengingat kematian.

* Berkunjung kepada orang yang sakit.

Dari situlah kita bisa melihat bagaimana jika sebelum ajal datang menghampiri kita, kita di berikan cobaan terlebih dahulu dengan rasa sakit oleh Allah SWT,

Baca Juga : Peringatan Maulid Nabi

* Bertakziah

Ketika mendengar orang meninggal, seyogyanya kita ikut bertakziah, disamping berhukum sunah, dari takziah itulah kita bisa mengingat mati dan bagaimana proses jasad kita setelah mati, apalagi ketika kita bisa melihat proses manusia itu sebelum meninggal atau sakaratul maut.

* Ikut mengiringi jenazah sampai liang lahat.

Sebelum jenazah ditandu dengan kendaraan terakhirnya, masyarakat kita muslim tentunya secara kifayah wajib untuk, memandikan, mengkafani dan mensholatkan jenazah sebelum di bawa ke tempat peristirahatan terakhirnya,
Dari situlah kita bisa mengetahui bagaimana proses setelah kematian manusia sebelum akhirnya di kuburkan,dan dari situ pula akan mengingatkan  kita bahwa manusia pasti mengalami apa yang di alami jenazah tersebut, sehingga kita bisa mempersiapkan diri sebelum semua itu terjadi, dalam artian lebih intens dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

* Ziarah Kubur

Ziarah dalam artian diatas bukan berarti kita meminta kepada yang sudah meninggal ,tapi kita mendoakan agar mereka yang sudah meninggal di berikan kubur yang lapang, diterima iman Islamnya dan tentu saja di sinipun kita bisa mengingat mati, bahwa ketika mati tak ada satupun harta yang di miliki akan kita bawa kecuali kain kafan dan pada saat itulah kita hanya menjadi seonggok bangkai dengan dua buah nisan diatasnya.
Kullu nafsin zaa`iqatul-maut

Share:

Sunday, October 16, 2022

Peringatan Maulid Nabi bersama Majelis Al Mustofa

Dalam rangka memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW. Keluarga besar majelis Al Mustofa mengadakan acara Maulid nabi sekaligus santunan untuk anak yatim di kediaman salah satu  anggota keluarga besar majelis Al Mustofa yaitu Abah Benny, yang bertempat di Kp mekar jaya tamelang.

Turut hadir dalam acara tersebut 
Perwakilan keluarga besar Padepokan sunda Buhun.
Dan tentu saja hadir pula warga sekitar, yang begitu antusias dalam menyambut kegiatan tersebut.


Abah Benny menuturkan "kami melakukan kegiatan ini sebagai salah satu wujud cinta kami kepada Rasulullah SAW, karena kami tahu orang yang mencintai nabi, kelak akan bersama Rasulullah SAW di surganya Allah." Ujarnya.

Sementara hikmah dari digelarnya acara peringatan maulid itu sendiri, salah satunya adalah dimana umat Islam akan bersama sama mengumandangkan sholawat untuk Rasulullah, dan juga sebagai upaya untuk umat Islam dalam meneguhkan kembali  rasa cinta kepada Rasulullah SAW, sekaligus mengingatkan kita untuk selalu melanjutkan perjuangan Rasulullah dalam menegakan agama Islam yang Rahmatan Lil Al-Amin.


Share:

Tuesday, October 11, 2022

Ngabungbang Adat Kebudayaan Yang Sudah Menjadi Tradisi

Indonesia memiliki berbagai ragam adat dan kebudayaan, yang tentu saja berbeda antara satu suku daerah dengan yang lainnya.

Begitu pula bagi pedepokan Sunda Buhun yang selalu melestarikan adat dan kebudayaan suku Sunda, karena di suku Sunda kebudayaan merupakan suatu hal kompleks, yang di dalamnya mencakup ilmu pengetahuan,keyakinan,kepercayaan,seni,moral, juga adat istiadat dan kemampuan tersendiri serta kebiasaan manusia sebagai masyarakat pada umumnya.
 

Dan tentu saja seni dan budaya di Indonesia sendiri terdiri dari pola nyata ataupun tersembunyi.
Seiring waktu kebudayaan yang dilakukan manusia secar terusmenerus pada akhirnya akan menjadi sebuah kesatuan yaitu tradisi.

Salah satunya yaitu tradisi yang sering dilakukan pedepokan Sunda Buhun pada setiap bulan Mulud yang biasa di sebut ngabungbang, di mana acara itu di isi dengan rangkain kegiatan adat budaya serta keagamaan, yang bernuansa magis dan meningglkan kesan spiritual yang kental.
seperti apa yang dikatakan H.Tata Sumarna ngabungbang merupakan warisan leluhur yang memang sudah turun temurun dilakukan,

Biasanya ngabungbang di pedepokan diawali dengan prosesi ziarah kubur ke makam Karuhun Sunda Buhun yaitu makam Mbah Dalem Haji Warukut atau Mbah Kaneo.
Namun pada acara ngabungbang kali ini kami melakukan hanya di saung pedepokan Sunda Buhun"' ujar sobrot selaku ketua pedepokan.

"NGABUNGBANG" sendiri mempunyai dua arti kalimat "Nga" yang arti Ngahijikeun dalam bahasa Indonesia yang berarti menyatukan "Bungbang" yang mempunyai arti membuang atau membersihkan.
Jika diartikan secar keseluruhan kata dari "Ngabungbang" membersihkan atau pembersihan diri ( mandi suci) dengan niatan menyatukan cipta, rasa dan karsa membuang perilaku yang tidak dengan munajat kepada Allah SWT.

dengan jalan berdzikir dan memohon ampunan dari segala kesalahan yang pernah di buat, selain itu juga memohon kekuatan untuk hal baik dalam kehidupan" Papar H. Tata yang merupakan sesepuh sekaligus pendiri pedepokan Sunda Buhun Cikampek.
Share:

Sunday, October 9, 2022

Jasa Calo Pembuatan Sim

 

ILUSTRASI ANTRIAN PEMBUATAN SIM

Dewasa ini masih banyak masyarakat yang berkeinginan membuat SIM, entah itu SIM A, B ataupun C dengan mencari jalan instan yaitu melalui jasa calo dengan berbagai alasan.

Walau terkadang mereka si pembuat sim harus mengeluarkan dana yang terbilang cukup lumayan jika dibandingkan ketika mereka mengurusnya langsung, bagi sebagian orang itu bukan masalah dibandingkan mereka harus mengurus sendiri

Ada berbagai alasan kenapa para pemohon SIM lebih rela menggunakan jasa calo Sim menurut salah seorang pemohon SIM menuturkan "kalau mengurus pembuatan  SIM pakai jasa calo itu lebih cepat, tidak ada ujian teori, bahkan ujian praktek yang kebanyakan sering gagal dan harus mengulang, dan tentu saja itu memakan banyak waktu dan biaya yang harus keluar,terlebih kalau  jarak antara rumah dengan Satpas lumayan jauh" Ujarnya. 

 

Ilustrasi Jasa Calo

 Jasa calo pembuatan SIM seperti itu bukan merupakan sesuatu hal yang baru, bahkan bukan sesuatu hal asing lagi, dan mungkin saja sudah  menjadi suatu kebiasaan dan biasa dilakukan.

Padahal, jika dilihat dari peraturan pemerintah  nomor 60 tahun 2016,tentang jenis tarif dan jenis atas Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) yang berlaku, sangat jelas karena sudah ditentukan sesuai jenis SIM-nya. 

Baca Juga : Bijaklah Dalam Menggunakan Media Sosial

Dengan biaya yang sangat berbanding terbalik antara  pada saat pemohon SIM menggunakan jasa calo yang harus membayar berkali lipat dari harga yang sudah ditentukan jika merujuk pada peraturan pemerintah, hingga bisa tembus sampai Rp 650.000 s/d Rp 750.000 hanya untuk pembuatan SIM C.

Yang anehnya kenapa ketika orang ingin melakukan hal baik harus dipersulit? Lalu bagaimanakah tindakan para penegak hukum menyikapi hal semacam ini, lalu dan Jika sudah demikian siapa yang harus di salahkan?, itulah yang sering menjadi pertanyaan di masyarakat awam.


Share:

Saturday, October 8, 2022

Kompor Gas 3 Kg Beralih Ke Kompor Listrik, akankah Menambah Angka Pengangguran?

 

Kompor Gas Ke Kompor Listrik


Dari mulai minyak tanah lalu digantikan dengan Gas 3 Kg dan sekarang dicanangkan akan beralih ke Kompor Listrik.

 Jika dilihat dari sisi ekonomi, mungkin bagi sebagian orang akan terlihat hemat, tetapi untuk kalangan bawah apalagi untuk mereka yang kebutuhan harian saja pas pas cara pemerintah ini tentu akan sangat membebani.

 Kenapa disebut membebani, karena ketika Gas 3 KG di konversi ke Kompor listrik itu seakan menyelesaikan masalah dengan masalah baru, sebab cara tersebut akan menambah beban baru bagi rakyat, karena sudah pasti peralatan memasak pun akan berbeda dari yang biasa mereka pakai, meskipun pemerintah mencanangkan akan memberikan peralatan memasak yang disesuaikan untuk penggunaan kompor listrik secara gratis.

 Meski pemerintah mengatakan tidak akan mengubah listrik kapasitas 450 VA menjadi_900/1300 VA, tetapi dengan mengonversi kan kompor gas ke kompor listrik, itu adalah beban baru bagi pengguna listrik, mau tidak mau akan berpindah dari kapasitas kecil ke yang lebih besar.

 Dengan mengganti kompor gas ke kompor listrik sudah tentu tagihan listrik akan membengkak, belum lagi kalau ada pemadaman listrik tiba tiba, tentu akan kesulitan untuk memasak.

 Dengan dalih Program Subsidi yang tidak tepat sasaran dan beban keuangan negara bertambah, jangan sampai rakyat kecil yang nantinya malah terbebani.

 Seharusnya pemerintah melihat dari banyak aspek sebelum mengonversi kompor gas ke kompor listrik, dengan alasan hemat yang ujung ujungnya tetap menguntungkan bagi orang orang tertentu tetapi secara tak langsung menyakiti rakyat kecil. 

Baca Juga : Kuatkan Persaudaraan Padepokan Sunda Buhun Silaturhmi ke Baraya Kaler

 Lalu bagaimana menyikapi tanggapan masyarakat?

“saya pedagang batagor keliling, yang mengharuskan saya untuk memasak menggunakan kompor, jika di ganti kompor listrik lalu bagaimana saya bisa berjualan?, masa iya saya harus membawa bawa jenset di gerobak saya,” ujarnya sambil tertawa.

 "Jika benar gas diganti lalu kami harus kerja apa, anak anak kami mau makan dari mana, sementara kami kerja di pangkalan dan agen yang menjual LPG 3 Kg", ujar salah satu karyawan di sebuah agen LPG.

 "Bukankah dengan digantinya LPG 3 Kg ke Kompor Listrik, akan menambah angka pengangguran, belum lagi listrik kami sekarang menggunakan sistem token, di mana ketika token habis maka otomatis listrik akan padam dengan sendirinya dan alhasil kami pengguna kompor listrik tidak akan bisa memasak.",lanjutnya.

 

 

.

 

Share:

Translate

Subscribe Us