PHOTO BERSAMA KAPOLSEK KOTABARU, KAPOLSEK JATISARI DAN TEAM UDAG

Anggota Team Udag Photo bersama setelah prosesi ikrarr sahadat salah satu anggota team

TEAM UDAG MAKAN BERSAMA DIREKTUR RS IZZA

Silaturahmi dan makan bersama direrktur Rs Izza

Silaturahmi warga Perum ViP

Silaturahmi Warga Perum Vip bersama Ketua DPC Parai Demokrat Kab Karawang

TAMPILAN MOBILE SILAHKAN SCROLL KEATAS UNTUK MEMBACA ARTIKEL

Saturday, December 16, 2023

Tradisi Cukur Rambut Bayi (Marhaba)

upacara cukur rambut bayi lik sugih

Tasyakuran ELSHANUM NASYA KHALIDIYAH

Budaya Sunda memiliki banyak upacara untuk merayakan setiap peristiwa penting dalam kehidupan, 

salah satunya adalah kelahiran anak. 

Pada kesempatan kali ini saya membahas tentang Upacara Cukuran yang merupakan tradisi turun temurun yang berakar pada budaya Sunda sejak zaman dahulu. 

Tradisi ini bermula dari perdagangan Arab dengan masyarakat Aceh. 

Bisnis ini tidak hanya menghasilkan pertukaran barang dan jasa, tetapi juga tradisi, agama, dan budaya. 

Para ahli agama kemudian membawa tradisi itu ke sekitar tanah sunda untuk diikuti hingga saat ini. 

Upacara cukur yang dikenal juga dengan Upacara Marhaba merupakan tradisi yang dilakukan pada saat bayi berumur 40 hari dan dirayakan dengan mengundang tamu undangan berupa sanak saudara, tetangga, dan ahli agama setempat. 

Alasan dipilihnya waktu ini karena ibu dari bayi tersebut harus cukup pulih setelah melahirkan dan bayinya harus cukup kuat untuk bertemu lebih banyak orang pada saat itu. 

Tujuan dari upacara ini adalah untuk membersihkan kepala bayi dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya. 

Sebelum memulai upacara ini, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. 

Benda-benda tersebut berupa gunting yang digantung pada perhiasan emas seperti gelang, mangkok (piring besi besar cekung) berisi 7 air bunga berbeda, dan sebutir kelapa muda yang bagian atasnya berlubang dengan hiasan uang dari mulai pecahan kecil hingga besar. 

Dalam pelaksanaannya, para pemuka agama mendoakan anak tersebut dengan melantunkan marhabani (doa dan shalawat) kepada Nabi Muhammad SAW. 

Kemudian para tamu undangan mulai mencukur rambut bayi yang digendong sang ayah satu per satu sambil berdoa dan disuruh mencelupkan gunting tersebut ke dalam air 7 bunga yang berbeda jika ingin mencukurnya. 

Rambut-rambut ini juga dikumpulkan pada kelapa muda yang dilubangi di atasnya. Proses ini terus dilakukan hingga seluruh tamu undangan telah bercukur. 

Kemudian penata rambut meneteskan parfum ke pakaian tersebut, lalu setelah beberapa hari rambut bayi dicukur habis. 

Rambut yang sudah terkumpul lalu akan ditimbang beratnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan sebesar apa nominal uang yang harus disedekahkan setara dengan berat emas seberat seluruh rambut yang sudah terpotong ini. 

Selain sebagai sebuah santunan amal kepada fakir miskin, bagian terakhir dari upacara Cukuran ini memiliki tujuan sebagai lambang harapan bahwa sang bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik budi pekertinya, kuat imannya, serta berguna bagi sekelilingnya. 

Sedekah merupakan bagian terakhir dari upacara Cukuran ini. 

Sebagai bangsa dengan keanekaragaman budaya yang sungguh luar biasa ini, marilah kita mulai mengapresiasi dan menghargai upacara, adat, dan budaya kita sendiri. 

Share:

Translate

Subscribe Us