Kompor Gas Ke Kompor Listrik |
Jika dilihat dari sisi ekonomi, mungkin bagi sebagian orang akan terlihat hemat, tetapi untuk kalangan bawah apalagi untuk mereka yang kebutuhan harian saja pas pas cara pemerintah ini tentu akan sangat membebani.
Kenapa disebut membebani, karena ketika Gas 3 KG di konversi ke Kompor listrik itu seakan menyelesaikan masalah dengan masalah baru, sebab cara tersebut akan menambah beban baru bagi rakyat, karena sudah pasti peralatan memasak pun akan berbeda dari yang biasa mereka pakai, meskipun pemerintah mencanangkan akan memberikan peralatan memasak yang disesuaikan untuk penggunaan kompor listrik secara gratis.
Meski pemerintah mengatakan tidak akan mengubah listrik kapasitas 450 VA menjadi_900/1300 VA, tetapi dengan mengonversi kan kompor gas ke kompor listrik, itu adalah beban baru bagi pengguna listrik, mau tidak mau akan berpindah dari kapasitas kecil ke yang lebih besar.
Dengan mengganti kompor gas ke kompor listrik sudah tentu tagihan listrik akan membengkak, belum lagi kalau ada pemadaman listrik tiba tiba, tentu akan kesulitan untuk memasak.
Dengan dalih Program Subsidi yang tidak tepat sasaran dan beban keuangan negara bertambah, jangan sampai rakyat kecil yang nantinya malah terbebani.
Seharusnya pemerintah melihat dari banyak aspek sebelum mengonversi kompor gas ke kompor listrik, dengan alasan hemat yang ujung ujungnya tetap menguntungkan bagi orang orang tertentu tetapi secara tak langsung menyakiti rakyat kecil.
Baca Juga : Kuatkan Persaudaraan Padepokan Sunda Buhun Silaturhmi ke Baraya Kaler
Lalu bagaimana menyikapi tanggapan masyarakat?
“saya pedagang batagor keliling, yang mengharuskan saya untuk memasak menggunakan kompor, jika di ganti kompor listrik lalu bagaimana saya bisa berjualan?, masa iya saya harus membawa bawa jenset di gerobak saya,” ujarnya sambil tertawa.
"Jika benar gas diganti lalu kami harus kerja apa, anak anak kami mau makan dari mana, sementara kami kerja di pangkalan dan agen yang menjual LPG 3 Kg", ujar salah satu karyawan di sebuah agen LPG.
"Bukankah dengan digantinya LPG 3 Kg ke Kompor Listrik, akan menambah angka pengangguran, belum lagi listrik kami sekarang menggunakan sistem token, di mana ketika token habis maka otomatis listrik akan padam dengan sendirinya dan alhasil kami pengguna kompor listrik tidak akan bisa memasak.",lanjutnya.